Rabu, 25 Februari 2009

Jangan Pernah Mengeluh

Pada saat anda tidak punya uang, lalu banyak tagihan datang ke rumah, dan pekerjaan sedang menumpuk, apa yang akan anda lakukan? Biasanya orang akan mengeluh. Memang wajar bila seseorang mengeluh karena stress berlebih. Jika orang tsb sudah mengeluh, dia akan melakukan sebuah protes langsung maupun tidak langsung pada Tuhannya, seperti,”Kenapa harus diberi cobaan seberat ini?” atau “Aku mau mati saja”. Tidak mesti seperti ini, karena setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam mencurahkan masalahnya kepada Tuhan. Tetapi pada intinya sama, yaitu menyampaikan permohonan agar lepas dari masalahnya tsb.
Ada sebuah cerita yang mungkin cukup menarik, tetapi harap diingat ini cerita fiksi.
Ada seorang pengusaha yang setiap hari terus memantau perkembangan usahanya lewat indeks harga sahamnya. Hampir 15 jam sehari ia habiskan untuk bekerja, padahal ia bekerja selama seminggu tanpa hari libur. Komunikasi dengan keluarga menjadi agak terbengkalai karena tuntutan pekerjaan. Tetapi itu semua hampir sepadan dengan pendapatan reguler yang ia dapatkan setiap bulannya.
Suatu hari, indeks sahamnya ini merosot tajam hingga 400 %. Alhasil perusahaannya rugi besar. Walaupun dilakukan berbagai usaha untuk mendongkrak kembali indeksnya, tetap saja tidak kembali ke level semula. Karena itu, perusahaannya dinyatakan bangkrut.
Lalu pengusaha ini pulang ke rumahnya menggunakan taksi, karena kebetulan kendaraannya yang biasa sedang diservis di bengkel. Sepanjang perjalanan dia hanya bisa merenungi nasib perusahaannya dan karirnya, dan duduk lesu di bangku belakang. Lalu dia mampir ke warung di pinggir jalan untuk membeli air minum, untuk sedikit melegakan hatinya. Ia tidak menyadari bahwa perhentiannya untuk membeli air minum ini akan mengubah hidupnya.
Setelah membeli air minum, ia kembali ke dalam taksi dan mendapati sopir taksi tsb sedang melihat berbagai surat tagihan yang ditujukan pada sopir taksi. Di surat-surat itu ada tagihan listrik, telepon, rumah, serta biaya sekolah anaknya, yang kalau dijumlahkan tunggakannya mencapai 10 juta-an. Sopir taksi itu berkata, ”Ya beginilah kehidupan rakyat kecil pak. Gaji nggak seberapa tapi pengeluaran tambah terus. Mungkin memang sudah jatah saya untuk hidup seperti ini. Berbeda dengan Bapak.”. Mendengar hal itu, pengusaha ini pun langsung terhenyak. Di batinnya pengusaha itu berkata, ”Benar juga kata sopir taksi itu. Aku memang pengecut. Baru bangkrut saja sudah dikira kiamat. Padahal banyak yang lebih melarat dibanding aku. Apa hakku untuk protes pada Tuhan?”
Setelah kejadian itu, pengusaha ini mulai merintis usaha kecil-kecilan di rumahnya. Dengan bangkrutnya perusahaan, ia dapat mendekatkan diri pada keluarganya dan merintis usahanya dari nol lagi. Waktu terus berlalu, dan karena tidak memiliki hutang dan ekonominya relatif lancar, ia berani untuk menjajal usaha-usaha baru yang belum pernah dilakukannya. Hasilnya sukses besar. Ia pun menjadi orang kaya raya lagi, meskipun tidak sesukses perusahaannya yang dulu. Tetapi, dia tetap mensyukuri apa yang telah dimilikinya meskipun nantinya usaha barunya ini juga mendatangkan masalah baru yang lebih berat.
Apa inti dari cerita ini? Ini adalah pengembangan dari pepatah ‘Kegagalan adalah awal dari kesuksesan’. Tanpa kegagalan, orang tidak akan pernah sukses. Batu penghalang dan rintangan adalah suatu bentuk latihan dan ujian, yang akan digunakan untuk mengetes apakah anda berhak untuk mencapai kesuksesan. Thomas Alva Edison melakukan 600 eksperimen atau lebih hanya untuk mencari filamen yang tepat untuk membuat sebuah bola lampu sederhana. Jika anda ingin membuat sebuah roket, mungkin saja anda melakukan eksperimen hingga 1000 kali sampai akhirnya terbuat sebuah roket yang sempurna.
Tetaplah bersemangat dalam menggapai tujuan hidup anda, walau dalam keadaan apapun. Karena seburuk apapun keadaan anda, pasti ada seseorang yang lebih buruk keadaannya.

Jumat, 20 Februari 2009

Mimpi : Bermanfaat atau Tidak?

Kita tentunya sering sekali memimpikan sesuatu, entah itu baik atau buruk. Pikiran kita biasanya malah langsung otomatis membayangkan sesuatu jika kita melihat sesuatu yang kita inginkan. Bahkan hampir setiap kali kita tertidur, kita akan memimpikan sesuatu. Mimpi ini tidak mungkin terhindarkan dari siapapun.
Melalui mimpi ini, orang akan membuat suatu imajinasi dimana dia memiliki sesuatu atau dapat melakukan sesuatu. Karena itu, mimpi dapat menjadi tempat ‘pelampiasan’, dimana setiap orang bisa melepaskan stress mereka dan membayangkan diri mereka dalam kondisi yang sangat menyenangkan. Hal-hal yang dirasa tidak mungkin terjadi bisa terjadi di mimpi.
Lalu apa sisi positif dan negatifnya? Sebenarnya ini tergantung dari si pemimpi. Bermimpi bisa menjadi sangat bermanfaat jika pemimpi MAU meraih mimpinya. Bisa diambil contoh seseorang dari Jerman. Sejak kekalahan Jerman di Perang Dunia I, orang ini mempunyai mimpi untuk mengembalikan kekuasaan Jerman, dan menaklukkan Eropa dan dunia nantinya. Ideologi-nya yang sangat khas dihormati oleh seluruh pasukan Jerman. Dia berhasil memulihkan kekuatan Jerman dan menghilangkan pengaruh-pengaruh dunia Barat. Bahkan dalam kepemimpinannya Jerman dapat menguasai sebagian besar Eropa sebelum dikalahkan Sekutu nantinya. Tentunya anda tahu siapa orang ini. Dari sebuah mimpi yang sulit sekali untuk diraih, dapat terjadi sebuah peristiwa yang dapat mengubah sejarah dunia untuk selama-lamanya. Dia adalah Adolf Hitler.
Dari kisah singkat Hitler ini, dapat disimpulkan beberapa faktor yang menentukan baik tidaknya mimpi anda:
1. Proses perwujudan mimpi
Dalam mewujudkan mimpi, ada orang yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Inilah yang seharusnya dipertimbangkan sebelum memulai meraihnya. Apakah yang kita lakukan ini merugikan orang lain? Atau malah akan lebih merugikan kita sendiri daripada menguntungkan? Dalam mewujudkan mimpi, anda memang harus memanfaatkan setiap peluang dan kesempatan yang ada, tetapi jika risiko yang harus diambil tidak sebanding dengan yang akan anda dapatkan lebih baik cari jalan lain. Toh jalan menuju Roma tidak hanya satu.
2. Tingkatan mimpi
Jika kita bermimpi tentang memiliki uang, tentunya kita akan memimpikan kita memiliki miliaran atau triliunan rupiah, tidak hanya ratusan ribu saja. Inilah yang menyebabkan banyak orang tidak dapat mengembangkan usahanya, karena target yang dipatok terlalu rendah, terlalu realistis. Anda memang tidak mungkin bisa menjadi penguasa seluruh alam semesta, tetapi anda dapat menjadi seorang pemimpin kaliber internasional. Raihlah target tersebut walaupun kesempatannya hanya 0,1 %.
3. Kekuatan mental
Usaha anda, kalau tidak dibekali dengan kesungguhan hati dan kekuatan mental yang cukup, pasti akan mandek di tengah jalan. Ini mutlak harus dimiliki oleh semua orang. Tanpa kekuatan mental, anda dapat terjerumus ke dalam lubang keterpurukan. Karena itu, pasanglah target yang benar-benar sesuai dengan hati anda. Setelah itu, terus impikan hal tsb pada saat anda berusaha meraihnya. Ini dapat membantu memperkuat mental anda, karena ini akan menjadi tujuan akhir dari usaha anda.
Adalah salah jika kita tidak berusaha untuk meraih sebuah mimpi. Tetapi ada juga beberapa mimpi yang lebih baik tidak terwujud. Contohnya, ada sebuah pekerja yang berdoa dalam ibadahnya (diambil dari sebuah Powerpoint SlideShow):
Berikanlah aku kesabaran dalam menghadapi bosku yang mudah marah.
Berikanlah aku pemahaman untuk mengerti alasan kolotnya bosku.
Tetapi Tuhan, jangan beri aku kekuatan.
Karena jika Engkau beri aku kekuatan, akan kuhancurkan kepalanya.
Mimpi seperti ini ditimbulkan karena rasa dendam atau sakit hati pada seseorang. Karena itu biasanya yang akan diharapkan adalah sesuatu yang buruk bagi orang tsb. Dalam hal ini anda bebas untuk memimpikan hal-hal aneh pada orang lain, yang penting mimpi itu tetap tinggal di hati anda, dan tidak dimunculkan dalam bentuk perbuatan yang riil. Jika bermimpi membuat anda tenang, silakan impikan apapun, selama mimpi itu tidak menguasai anda.
“Jika anda memimpikan sesuatu, anda sedang membuat draft kontrak dengan Tuhan.
Jika anda menginginkan sesuatu, anda sedang diberi klausul khusus dari Tuhan.
Jika anda mengusahakan sesuatu, Tuhan sudah menandatangani kontrak itu.”

Minggu, 15 Februari 2009

To Counter, To Retaliate, or Preemptive

Baru-baru ini saya mendapat kritik dari seorang teman tentang tema blog ini yang selalu berhubungan dengan komputer. Karena itu di sini saya coba untuk sedikit beralih ‘haluan’ ke istilah-istilah lain.
Dalam peperangan, sering dikenal istilah “Counter Attack”, yang berarti langsung menyerang balik setelah kita diserang. “Retaliate” berarti membalas serangan yang pernah ditujukan pada kita. “Preemptive Strike” berarti menyerang lawan sebelum lawan menyerang kita. Lewat pengertian-pengertian ini, kita dapat mengetahui jenis serangan-serangan ini lewat waktu penyerangannya.
Counter Attack berarti langsung menyerang lawan sesudah diserang. Pada saat dilakukan Counter Attack, lawan masih mengalami kerusakan dan sedang memulihkan kekuatannya. Karena itu, serangan ini sangat efektif jika dapat dilaksanakan, mengingat keadaan lawan yang sedang ‘pincang’. Tetapi, dibutuhkan pertahanan yang sangat kuat pada saat menahan serangan lawan di awal peperangan, karena jika kita mengalami kekalahan pada saat diserang pertama kali, tentunya kita tidak bisa maju lagi.
Retaliate sebenarnya memiliki konsep yang hampir sama dengan Counter. Tetapi Retaliate sendiri sebenarnya berarti “membalas” sedang Counter berarti ‘menyerang balik’. Jadi retaliate dapat dianggap sebagai perang jilid 2, sedangkan counter adalah salah satu bagian dari taktik peperangan.
Kalau preemptive strike? Menyerang sebelum diserang. Ini adalah taktik yang digunakan Israel pada Perang Enam Hari melawan negara-negara Arab pada tahun 50-60an. Pada saat itu Israel menyerang Mesir pada saat Mesir menyatakan perang terhadap Israel. Perang yang berlangsung selama enam hari ini akhirnya dimenangkan pihak Israel. Ini juga merupakan taktik yang digunakan negara-negara maju sekarang. Biasanya dalam penggunaan taktik preemptive ini dilakukan beberapa taktik untuk melemahkan lawan, misalnya menggunakan bom dari pesawat, penggunaan bahan kimia, penyanderaan warga sipil, dsb.
Tiga taktik ini sebenarnya menunjukkan itikad atau niat dari pihak yang menyerang. Counter atau retaliate dilakukan dalam rangka pembalasan atau upaya merebut kembali apa yang dijajah oleh lawan. Preemptive dilakukan untuk menghindari peperangan di daerah sendiri, dan dalam waktu yang bersamaan dapat menghancurkan pihak yang berpotensi melakukan penyerangan. Berarti yang dapat disebut sebagai agresor dalam perang adalah yang melakukan preemptive, karena pihak yang melakukan counter atau retaliate hanya merupakan reaksi dan respon terhadap serangan yang diterima sebelumnya. Dapat disimpulkan sendiri siapa yang layak disebut sebagai ‘the bad guys’.
Terus apa yang bisa disimpulkan? Anda tentunya mengerti tentang konsep hukuman atau punishment. Dia akan mendapat ganjaran sesuai apa yang dilakukannya. Anda menyerang, harus siap untuk diserang. Anda diserang, anda mendapat hak untuk melakukan pembalasan.
“Siapa menanam, dia yang mengetam”

Rabu, 11 Februari 2009

Windows “Genuine Advantage”

Frase ‘Windows Genuine Advantage’ atau biasa disingkat WGA, adalah suatu fitur bawaan dari sistem operasi Windows XP, yang dimanfaatkan untuk mencegah pembajakan Windows. WGA ini akan mendeteksi keaslian dari Windows XP anda, dan akan mengirimkan data-data hasil deteksi itu ke Microsoft pada saat anda terhubung dengan internet. Windows XP yang asli nantinya akan dapat memperoleh perbaikan-perbaikan Windows (atau biasa disebut Update) dan memiliki izin resmi untuk mendownload berbagai software Microsoft yang disediakan di website downloadnya. Jika XP anda palsu, fitur update akan dinon-aktifkan dan akan muncul pesan ‘pengganggu’ di sudut layar monitor anda untuk segera membeli XP yang asli.
Sebenarnya kalau mau jujur, jika pemerintah mau bekerja sama dengan Microsoft dalam pemberantasan pembajakan Windows ini, dapat dipastikan ada ribuan atau bahkan puluhan ribu komputer yang akan terkena sanksi pembajakan ini. Pengguna Windows bajakan bahkan melebihi pengguna Windows asli. Tetapi hal ini dirasa wajar, karena daya beli rata-rata masyarakat Indonesia yang relatif rendah tentu akan lebih memilih produk bajakan yang lebih murah daripada yang asli. Sebagai perbandingan, Windows XP Professional dibanderol $ 140 atau sekitar Rp 1.652.000,-. Windows XP bajakan dapat diperoleh di rental CD seharga Rp 2.000,-. Jelas sekali yang mana pemenangnya.
Kita kembali lagi ke WGA. Penggunaan kata ‘Advantage’ disini tentu bukan sekedar tambahan atau pelengkap saja. Lewat ‘Advantage’, pihak Microsoft sebenarnya menghimbau dan mengajak pengguna komputer untuk selalu menggunakan software asli. Microsoft tidak menggunakan kata ‘Regulation’ atau ‘Warning’. Memang ada motif komersial, karena Windows adalah software berbayar. Tetapi sebenarnya hukuman yang mengancam pengguna Windows bajakan akan lebih mahal harganya dibanding harga Windows XP asli. Sanksi yang dijatuhkan kepada pemakai produk bajakan sekitar 1 milyar rupiah (menurut UU Hak Cipta). Ini lebih berat daripada hukuman sang pembajak yang ‘hanya’ sekitar 200 juta rupiah.
Sekarang WGA ini sudah tidak terlalu efektif, karena banyak pihak yang mendapatkan Windows asli lalu menyebarkan Windows-nya tersebut sehingga tetap tercatat sebagai asli. Ada juga yang memodifikasi registry Windows sehingga menon-aktifkan fungsi dari WGA. Masalah update sudah teratasi dengan tersedianya program Autopatcher yang tersedia di internet, yang tidak membutuhkan Windows asli untuk mendownloadnya. Bahkan tidak ada perbedaan sama sekali pada Windows bajakan dengan asli.
Untuk mereka yang tidak ingin dipusingkan dengan masalah hak cipta, ada solusi baru yaitu menggunakan sistem operasi gratis seperti Linux. Tetapi tentu saja banyak aplikasi Windows yang tidak sesuai dengan Linux ini, sehingga penggunanya relatif hanya programmer atau lembaga pendidikan. Instalasinya juga sedikit lebih rumit dibanding Windows.
Seperti yang sudah pernah saya tulis:
“Kalau anda ingin menendang bola, anda harus punya kaki”

Jumat, 06 Februari 2009

Firefox vs IE

Pada saat saya merencanakan artikel ini, saya kesulitan mencari tema yang bisa dijadikan ide pokok. Saya tidak bisa konsentrasi dalam mencari tema ini, karena sehabis menonton beberapa video favorit saya dari YouTube, yang ada di otak sekarang cuma klip video tsb (tidak perlu disebutkan isi videonya). Untuk sedikit memacu otak, saya minimize – maximize Firefox saya berkali-kali, dengan harapan ada inspirasi.
Lalu terlintas sebuah ide: Kenapa Firefox ini tidak dijadikan tema saja? Langsung saja saya buka MS Word lalu mulai mengetik artikel ini.
Anda tahu Mozilla Firefox? Ini adalah salah satu browser yang cukup terkenal di kalangan surfer-surfer internet. Mungkin saja anda membuka blog ini dengan Firefox. Icon rubah berwarna merah dari Firefox ini dapat dipastikan sudah menghiasi setiap warnet di Kota Yogyakarta. Browser Firefox sendiri lebih disukai orang-orang ketimbang browser bawaan dari Windows sendiri, Internet Explorer. Tampilannya yang cukup khas mudah dikenali oleh para surfer.
Mengapa Firefox banyak digunakan oleh warnet, padahal itu untuk tujuan komersial ? Karena Firefox adalah sebuah open source freeware. Freeware ini berarti Firefox dapat digunakan oleh siapa saja tanpa pembayaran dan tanpa registrasi. Open source berarti penggunanya dapat memodifikasi Firefox itu sendiri dengan bebas, dan dapat menyebarkan hasil karyanya tsb tanpa larangan hukum. Ini tentu kontras dengan Internet Explorer / IE, yang hak modifikasinya hanya dipegang oleh pembuatnya (Microsoft) dan hanya tersedia jika anda membeli Windows secara legal.
Konsep open source ini tentu saja membuat para ahli komputer bisa mengkreasi Firefox untuk memenuhi kebutuhan utama mereka. Dengan konsep ini pula, banyak sekali tambahan (add-on) untuk Firefox dalam berbagai hal, misalnya aplikasi tambahan untuk akses ke Facebook, Blogger, dan juga modifikasi theme/penampilan dari Firefox sendiri. Lagi-lagi, ini cukup kontras dengan IE.
Lalu apa maksudnya dengan menuliskan perbandingan Firefox dan IE ini? Misalkan saja anda adalah sebuah browser Firefox. Anda disuruh membuka sebuah situs yang cukup rumit. Karena mungkin anda tidak bisa melakukannya sendiri, pengguna browser akan melakukan debug( pencarian dan pembetulan kesalahan) terhadap anda sendiri dengan mencari titik kesalahan dan sebisa mungkin membetulkannya. Setelah itu, situs rumit yang tadi disebutkan anda coba dibuka lagi. Hasilnya sekarang situs ini terbuka lancar.
Tetapi bagaimana jika anda adalah IE? Anda mencoba membuka situs rumit tadi. Karena anda tidak dapat membukanya, pengguna browser harus melaporkan kesalahan ini kepada Microsoft untuk diatasi. Proses pelaporan ini mengambil waktu beberapa puluh menit, dan bisa menyebabkan terkirimnya data-data pribadi anda ke Microsoft. Pengguna browser juga harus menunggu sampai dikeluarkannya update dari Microsoft untuk membetulkan kesalahan tadi. Belum nanti akan ada proses instalasi yang baru, dan harus me-restart Windows anda. Setelah restart, anda berusaha membuka situs rumit yang tadi, dan ternyata gagal. Pengguna browser tidak bisa melakukan apa-apa selain mengulangi proses yang tadi. Membosankan bukan?
Kalau diumpamakan, Firefox adakah perwujudan hati teman-teman yang selalu terbuka untuk berbagai perbaikan untuk diri anda sendiri. Anda akan menerima dengan senang hati kritik dan saran dari kerabat anda dan lingkungan anda, dan selalu menganggapnya sebagai usaha untuk memperbaiki hidup dan sifat anda. Terakhir, sebagai freeware, anda akan menolong orang lain tanpa meminta imbalan dari orang tersebut. Untung rugi tidak terlalu dipermasalahkan, mungkin saja malah usaha anda semakin berkembang. Lihat saja Mozilla Firefox, walaupun hampir semua aplikasi buatannya gratis, apakah mereka lantas bangkrut? Sekarang, mereka merebut 30 % pasar browser dunia. Bukan cuma itu, versi terbaru Firefox, 3.0, yang belum lama ini diluncurkan memecahkan rekor dunia dalam hal download terbanyak pada waktu 1 bulan.
IE? Anda hanya terbuka pada beberapa orang saja, mungkin keluarga atau kekasih anda, sehingga orang yang dapat mengoreksi kesalahan anda hanya segelintir orang saja. Sebagai hasilnya, perkembangan sosial dan mental anda tidak akan bisa melaju dengan baik. Anda juga menolong orang lain mungkin hanya karena perintah dari orang lain, atau untuk motif komersial yang hanya akan menguntungkan anda.
Pepatah yang mungkin bisa menggambarkan keadaan:
“Hanya orang lain yang bisa melihat ketombe di kepala anda.”

Rabu, 04 Februari 2009

Rasa Sakit

Pada umumnya, semua orang yang hidup di dunia pasti pernah merasakan yang namanya sakit. Baik itu sakit karena sebuah penyakit atau karena rangsangan dari luar. Meskipun memang ada beberapa orang yang tidak pernah mengalami rasa sakit sepanjang hidupnya disebabkan oleh kelainan sistem saraf, sehingga otak dari orang tsb tidak bisa menerjemahkan rangsang rasa sakit.

Saya, baru-baru ini, terkena flu yang tak kunjung sembuh sejak 2 minggu terakhir. Meskipun hal ini terdengar sedikit tidak biasa, saya sebenarnya sudah terbiasa flu sejak kecil, sehingga tidak terlalu saya anggap serius. Mungkin ini berbeda dengan orang-orang lain. Ada orang-orang yang sedikit saja merasakan pusing langsung berobat ke dokter atau rumah sakit. Sah-sah saja hal itu dilakukan, tetapi tentunya itu akan menguras sumber daya (baca:uang) yang dimilikinya.

Flu saya ini sebenarnya sudah seperti siklus bulanan, karena setiap 2 bulan pasti saya flu. Saya kadang protes pada Allah SWT, kenapa saya dibuat seolah rentan terhadap flu ini. Tetapi tentu saja tidak ada gunanya protes pada Allah, karena hal itu semua sudah ditetapkan dan ditentukan sejak saya belum diciptakan. Terpaksa saya harus memikirkan sendiri tujuan dari adanya “Never-Ending Flu” ini.

Pada saat saya memikirkan hal ini, ada sebuah fakta yang menarik dari saya. Flu selalu datang seminggu sebelum ulangan semester atau kenaikan kelas tiba. Flu juga datang pada saat menunggu pembagian rapot sekolah. Pada saat pulang dari les di bimbel, kadang saya juga bersin-bersin tanpa henti. Seolah-olah ada pola dan jadwal dari flu saya ini untuk keluar.

Lalu pemikiran tentang rangsang sakit yang tadi saya sebutkan keluar. Bagaimana jika flu ini hanya sebuah respon dari tubuh kerna sebuah rangsangan? Saya sering sekali melihat orang menggigil pada saat cuaca dingin. Ada orang yang langsung bersin ketika di dekatnya ada seekor kucing. Ada orang yang merasa pusing pada saat ada di ketinggian. Ada orang yang merasa mual ketika menaiki kapal. Banyak sekali kasus dari respon tubuh terhadap rangsangan dari luar.

Terus, apa bedanya flu saya dengan hal-hal tadi? Ternyata sama saja. Pasti lingkungan atau keadaan yang mempengaruhinya. Ini hanyalah respon tubuh manusia. Tubuh manusia yang sangat kompleks akan lebih mengerti alasan kenapa hal ini terjadi. Mungkin aktivitas yang kita kerjakan terlalu berat dan tidak diimbangi dengan istirahat, sehingga tubuh merasa harus memberi “peringatan” untuk kita agar segera berhenti dari apa yang kita kerjakan. Apa salahnya tubuh memberi peringatan sederhana ini? Kalau misalnya tidak ada peringatan, bisa saja tubuh itu mengalami kerusakan berat yang tidak bisa diperbaiki lagi.

Terkahir, saya akan selalu menuliskan kata-kata dari orang lain yang mungkin bisa menjadi kesimpulan dari cerita pendek tadi. Kali ini dari Albert Einstein, ilmuwan terkenal, yang mengatakan,“Tuhan tidak sedang bermain dadu.”.

Segala hal di dunia hal ini punya tujuan untuk diciptakan, SEMUANYA. Allah benar-benar menciptakan semuanya dengan detail, semuanya berhubungan, memiliki fungsi, tidak ada kontradiksi satu sama lain, dan yang paling penting, agar manusia mau menggunakan akal pikirannya yang sedikit untuk merumuskan sebuah kesimpulan:

Allah Maha Besar.

Senin, 02 Februari 2009

Kalah? Tidak Masalah

Beberapa hari yang lalu saya memainkan game komputer Championship Manager, game dimana pemain akan menjadi manajer suatu klub sepakbola di dunia. Saya sudah memainkan game ini sejak saya masih kelas 1 SMP, dan masih terus saya mainkan sampai sekarang karena game ini tidak mengenal kata tamat atau selesai, sehingga pemain bisa meneruskan permainannya sampai berpuluh-puluh tahun (dalam game) lamanya.

Saya memiliki kebiasaan mengurusi klub-klub yang bisa dibilang medioker atau biasa saja, karena tantangan yang akan dihadapi bakal makin berat dibandingkan dengan tim-tim besar yang sudah mapan seperti Real Madrid atau Inter Milan. Dalam hal ini saya mengurusi klub Liga Inggris Bolton Wanderers, klub kuda hitam yang sering merepotkan tim besar lain di Liga Inggris.

Kembali ke beberapa hari yang lalu, tim Bolton saya akan melawan Chelsea, yang notabene merupakan tim kelas dunia yang memiliki pemain bintang dari seluruh dunia. Karena tim saya tidak pernah mengalami kekalahan sejak musim bergulir, saya langsung pe-de saja untuk memasang taktik menyerang. Hasilnya, pada babak pertama Bolton saya unggul 4-1 atas Chelsea. Pada jeda babak pertama, saya memutuskan mengganti permainan menjadi agak defensif untuk menjaga keunggulan ini. Tetapi coba tebak hasilnya? Chelsea membalikkan keadaan dengan skor 6-4. Saya pun kecewa berat. Rasanya saya ingin marah kepada pemainnya, tetapi tentu saja tidak bisa karena tidak ada objek untuk dimarahi. Masa saya mengomeli monitor saya?

Karena ingin mendapat hasil yang lebih baik, saya melakukan sedikit cara curang dengan keluar dari game lalu memulainya kembali, karena kebetulan saya menyimpan (save game) empat hari sebelum pertandingan tersebut. Setelah melakukan pertandingan ulang, hasil yang muncul sangat menarik. Entah kebetulan atau apa, tetapi skor akhir adalah 2-0 untuk Chelsea. Selisih golnya sama dengan pertandingan sebelumnya. Mungkin memang dalam pertandingan kali ini saya ditakdirkan untuk kalah saja.

Lalu niat untuk mengulang pertandingan muncul lagi. Saya pikir, pasti suatu saat tim saya akan menang. Entah bagaimana caranya. Tetapi kemudian terbesit juga niat untuk tetap melanjutkan dan menerima kekalahan itu, karena mungkin saja sepanjang usia tim Bolton tsb akan kalah terus. Sampai akhirnya saya memutuskan keluar dari game dan memilih untuk megedit blog ini saja.

Di tengah kebingungan, saya mencoba memikirkan apa yang dipikirkan oleh Gary Megson (pelatih Bolton yang sebenarnya), bagaimana jika timnya menderita kekalahan telak, atau mungkin kekalahan miris 6-4 seperti tadi. Jelas dia akan kecewa. Tidak hanya kecewa, karir kepelatihannya pun akan terancam seiring dengan kekalahan dan kegagalan yang didapat. Mungkin, Mr. Megson akan menghabiskan waktu semalaman untuk memikirkan taktik yang tepat guna memenangkan timnya. Ia akan berusaha dengan keras untuk memastikan kekalahan itu tidak terjadi lagi, semua kelemahan di pertandingan yang lalu akan diusahakan untuk ditutupi, dan semua kesempatan yang bisa diciptakan akan diusahakan untuk lebih maksimal dan akurat. Kekalahan itu akan menjadi cambuk bagi Mr. Megson untuk lebih berusaha keras, dan akan semakin memperkuat mentalnya dalam menghadapi tekanan.

Sementara bagaimana dengan kita? Tidak ada istilah save game ataupun load game. Hanya ada satu kesempatan bagi kita untuk melakukan perubahan dan perbaikan bagi diri kita sendiri. Kekalahan dan kegagalan pasti terjadi, karena disitulah jalan menuju kemenangan sejati. Masalahnya adalah, maukah kita terus berjalan untuk meraih kemenangan itu? Atau kita lantas akan menyerah dan keluar dari jalan itu? Segera singkirkan pikiran negatif yang sangat menjerumuskan itu. Ingatlah slogan andalan Barrack Hussein Obama Jr dalam kampanyenya:

“Yes, We Can!”